Jakarta – PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) berhasil mencatat laba bersih Rp454 miliar di triwulan I 2018. Perolehan tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 13,2 persen dengan outstanding sebesar Rp71 triliun.
Dengan begitu total aset BJB (tidak termasuk anak perushaan) mencapai Rp110,8 triliun atau tumbuh sebesar 13 persen.
“Pertumbuhan kredit di triwulan pertama tahun ini lebih besar ditopang olah kredit konsumer yang bertumbuh sebesar Rp2,7 triliun atau 6,2 persen,” kata Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan, di Jakarta, Jumat, 20 April 2018.
Sementara itu, jelas dia, diperiode sama Bank BJB juga mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp87 triliun atau tumbuh 11,3 persen. Sedangkan, pertumbuhan fee based income sebesar 54,3 persen, sehingga laba sebelum CKPN sebesar Rp658 miliar atau bertumbuh 11,6 persen.
Dari sisi rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat sebesar 1,6 persen dan tingkat kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 17,3 persen.
Adapun berbicara rasio-rasio keuangan emiten dengan kode saham BJBR ini terjaga dengan baik dimana Net Interest Margin (NIM) berada pada level 6 persen. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berada di level 1,6 persen dan 17,2 persen.
Lebih lanjut, Ahmad Irfan mengungkapkan, untuk meningkatkan kualitas struktur pendanaan, Bank BJB akan melakukan penerbitan obligasi melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap II Tahun 2018 pada triwulan II tahun 2018.
“Penerbitan surat berharga ini merupakan kelanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi Bank BJB dan Obligasi Subordinasi Bank BJB tahap I tahun 2017, dengan total target dana yang diperoleh sebesar Rp2 triliun,” ujarnya. (*)