Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia Februari 2018 mencapai US$14,10 miliar atau menurun 3,14 persen dibanding ekspor Januari 2018. Sementara dibanding Februari 2017 meningkat 11,76 persen.
Seperti dikutip laman BPS yang dipublikasikan, di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018 menyebutkan, ekspor nonmigas Februari 2018 mencapai US$12,71 miliar, turun 3,96 persen dibanding Januari 2018. Sementara dibanding ekspor nonmigas Februari 2017 naik 11,30 persen.
Sedangkan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2018 tercatat mencapai US$28,65 miliar atau meningkat 10,13 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sementara ekspor nonmigas mencapai US$25,94 miliar atau meningkat 10,15 persen.
Adapun penurunan terbesar ekspor nonmigas di Februari 2018 terhadap Januari 2018 terjadi pada mesin/peralatan listrik yang tercatat sebesar US$86,6 juta (12,04 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada timah sebesar US$163,8 juta (404,94 persen).
Baca juga: Kadin Targetkan Ekspor RI Meningkat 500%
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Februari 2018 naik 5,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 39,44 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 12,48 persen.
Ekspor nonmigas Februari 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,06 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,29 miliar dan Jepang US$1,27 miliar, dengan kontribusi ketganya mencapai 36,34 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,41 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Februari 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$4,95 miliar (17,26 persen), diikut Jawa Timur US$3,05 miliar (10,66 persen) dan Kalimantan Timur US$2,90 miliar (10,12 persen). (*)