Bali–Indonesia Eximbank mengaku telah menyepakati perjanjian kerja sama bilateral dengan perusahaan pembiayaan ekspor di lima negara, seperti The Export – Import Bank of China, Japan Bank for International Cooperation, Philippine Export – Import Credit Agency, Export – Import Bank of Thailand dan African Export–Import Bank.
Kerja sama ini dinilai sangat penting untuk mendukung kinerja Indonesia Eximbank ke depan, mengingat perdagangan di negara-negara tersebut sangat besar.
“Tadi pagi kita sudah melakukan meeting dengan China dan Afrika. Kita punya misi dan spirit yang sama. Sehingga diharapkan dalam waktu dekat mengkongritkan proyek-proyek yang ada, termasuk juga dengan Filipina,” kata
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Ngalim Sawega di Bali, Rabu, 9 November 2016.
Khusus untuk African Export–Import Bank, Ngalim menceritakan peluang bisnisnya sangat besar. Apalagi pihak African Export–Import Bank berani menjamin dari sisi resiko politiknya.
Artinya ketika kondisi politik di sana tidak stabil dan berpotensi mengacaukan bisnis perdagangan, African Export–Import Bank akan membantunya.
“Mereka berani menjamin jika ada political risk. Hal ini buat kita bisa lebih nyaman, koordinasi dan kerjasama iniah yang kita ingginkan. Memang nanti kita akan banyak perdagangan dengan nigeria, atau mesir,” jelasnya.
Indonesia Eximbank sendiri hari ini sedang menyelenggarakan Annual Meeting Asian Exim Banks Forum (AEBF) ke-22.
Dalam forum ini, isu-isu strategis jadi salah satu topik pembahasan. Sehingga diharapkan kerja sama antara negara-negara yang tergabung dalam AEBF bisa ditindak lanjuti.
Saat ini anggota forum ini berjumlah 11 negara seperti Australia, Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Thailand, Turki, dan Vietnam.
Berdasarkan sumber data Direction of Trade Statistics (DOT)-IMF, meski mengalami penurunan kinerja ekspor, negara-negara yang tergabung dalam AEBF tetap menjadi salah satu kontributor dan penggerak utama perdagangan dunia.
Selama tahun 2015, total nilai ekspor ke 11 negara tersebut mencapai USD4,8 triliun atau sebesar 29% dari total ekspor dunia. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga