Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengatakan, keuntungan PT Pertamina (Persero) yang sangat besar dari penjualan BBM subsidi yang mencapai Rp8,3 triliun di semester I dinilai patut dipertanyakan. Hal ini lantaran, Pertamina tidak seharusnya mengambil untung terlalu banyak terhadap komoditas subsidi yang seharusnya bisa dinikmati rakyat.
Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Azam Azman Natawijaya menjelaskan, melihat kondisi ini, Pertamina seharusnya menghitung ulang mengenai harga BBM ini khususnya untuk yang bersubsidi, agar tidak mengambil untung terlalu banyak dan membebani masyarakat.
“Memang itu menjadi domainnya komisi VII ya, tapi kok kalau saya lihat, kalau memang kenyataannya untung besar dari BBM subsidi yang seharusnya buat rakyat, seharusnya dihitung ulang bersama DPR. Sebab itu kan keputusan menyangkut hajat hidup orang banyak. Biar tidak merugikan masyarakat. Kasihan rakyat kalau begini,” kata dia di Jakarta.
(Baca juga : DPR : Pertamina Untung Terlalu Besar)
Azam pun mengatakan, jika ke depannya BUMN ini masih demikian, artinya mempengaruhi masyarakat akibat mengambil untung dari penjualan BBM yang bersubsidi, DPR bisa minta pertanggung jawaban langsung kepada presiden dengan mengundang ke rapat paripurna.
“Kita bisa pertanyakan itu. Kita punya hak angket. Kenapa kok mahal? Pertamina untung banyak dari sini, kenapa? Karena efeknya lebih ke membebani masyarakat. Kita bisa lakukan itu,” ungkapnya.
Azam pun menjelaskan juga, beberapa hari ini, dia mendapatkan informasi bahwa perusahaan pelat merah ini akan menaikkan harga solar meskipun dia belum tau pasti kapan akan dinaikkan. Lagi-lagi dia berharap agar Pertamina betul-betul menghitung, jika memang mau dinaikkan. Lantaran, dengan kenaikan itu nantinya akan menimbulkan multiplier effect terhadap cost logistik.