Jakarta – Sektor properti diproyeksi akan terdongkrak di 2021 didukung berbagai insentif kebijakan dari pemerintah. Pembiayaan perumahan juga diprediksi akan ikut naik sejalan dengan terdongkraknya sektor tersebut.
Pemerintah kembali memberikan insentif berupa penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) setelah sebelumnya merelaksasi Loan to Value (LTV) ke level 100% atau down payment (DP) 0%. Pemerintah bahkan memberikan insentif penghapusan PPN tersebut hingga 100% bagi pembelian Rumah serta Apartemen siap huni. Dengan demikian, pembelian rumah tapak atau rumah susun/apartemen baru yang nilainya dibawah Rp2 miliar akan dibebaskan PPN dan pengurangan PPN untuk rumah Rp2 miliar hingga Rp5 miliar sebesar 50%.
Indonesia Property Watch (IPW) menyambut baik kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut. Menurut CEO IPW, Ali Tranghanda insentif kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini merupakan langkah yang tepat untuk mendongkrak sektor properti di tengah pandemi covid-19 saat ini. Bahkan, ia memprediksi, pertumbuhan properti di 2021 akan mencapai 20% dibandingkan tahun lalu.
“Harusnya dengan kebijakan ini sektor properti dapat meningkat 20% tahun ini dibandingkan 2020 lalu. Ini langkah luar biasa yang diambil pemerintah untuk menggerakkan ekonomi khususnya properti. Ini akan berdampak luar biasa terhadap peningkatan pasar properti,” ujar Ali seperti dikutip Kamis, 4 Maret 2021.
Belum lama, Bank Indonesia (BI) juga baru memberikan stimulus relaksasi Loan to Value (LTV) 100% atau DP 0% untuk kedit pemilikan rumah (KPR). Dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan BI dan pemerintah ini, kata Ali, pasar properti akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional, dan akan membantu para pengembang yang belakangan ikut terdampak karena pandemi.
“Konsumen harus melihat ini sebagai momen untuk membeli properti karena mungkin tidak akan ada lagi seperti ini dengan pembebasan PPN,” tukasnya.
Sementara itu, Plt Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (BTN) Nixon LP Napitupulu mengatakan sinyal kuat pertumbuhan sektor properti akan berlanjut pada tahun 2021. Menurutnya, sinyal itu sudah mulai terasa pada kuartal ketiga dan keempat 2020 lalu.
Pada periode akhir tahun lalu, Nixon menyebutkan permintaan KPR mulai merangkak naik sehingga tercatat lebih dari 122 ribu unit rumah terjual di masa pandemi. Penjualan terbaik pada masa pandemi, kata Nixon, terjadi untuk rumah-rumah subsidi hingga kelas menengah dengan harga di bawah Rp500 juta. Bahkan, segmen tersebut mencatatkan kualitas kredit yang terjaga karena merupakan rumah pertama.
Adapun, pada 2021, emiten bersandi saham BBTN tersebut optimistis kredit akan tumbuh di level 7%-9%. “Kami melihat permintaan hunian pada kuartal akhir tumbuh jauh lebih baik dan adanya insentif dari pemerintah ini membuat kami kian optimistis di 2021,” tutur Nixon. (*)