Headline

90 Persen Pelaku UKM Belum Pikirkan Asuransi

Jakarta– Dari data Asosiasi Pengusaha Indonesia, sebanyak ‎90 persen pelaku UKM di Indonesia belum memikirkan asuransi mereka dan pelaku UKM belum belum mempunyai cara untuk melindungi bisnis mereka‎.

Corporate and Commercial Director PT Zurich Insurance Indonesia , Wirahadi Suryana mengatakan,‎ asuransi properti bisnis merupakan cara untuk mengamankan investasi jangka panjang.‎ Apalagi Indonesia terletak di kawasan ring of fire. Itu berarti, negara ini sangat rawan terkena bencana seperti letusan gunung berapi, gempa, longsor, dan banjir.

“Risiko bencana yang dihadapi pelaku usaha menjadi sangat tinggi. Apalagi untuk usaha kecil menengah yang seringkali menghadapi tantangan dan risiko yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar, terutama di sisi permodalan dan ketergantungan terhadap pemilik,” ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu, 7 Juni 2017.

Ia menambahkan, asuransi properti belum terlalu dikenal masyarakat Indonesia. Dan pemahaman masyarakat khususnya pelaku usaha pada asuransi ini pun dinilai masih rendah.

“Banyak orang beranggapan bahwa asuransi properti itu mahal. Padahal jika dihitung-hitung, perbaikan atas properti yang rusak karena terkena musibah dan tidak diasuransikan jauh lebih mahal,” kata Wirahadi.

Namun Wirahadi menilai tantangan ini sekaligus menjadi peluang bagi pasar asuransi Indonesia yang prospektif. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pertumbuhan premi asuransi harta benda atau properti pada kuartal I tahun 2017 memang sempat mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,7%.

“Namun demikian, asuransi properti memiliki potensi besar untuk terus tumbuh di masa depan. Terutama, melihat besarnya upaya dan dukungan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor properti di Indonesia dan penetrasi asuransi properti yang masih rendah,” tuturnya.

Untuk memperluas pasar, dia mengatakan,‎ Zurich mulai mengubah fokus ke segmen ritel secara bertahap sejak tahun lalu. Perubahan fokus itu dilakukan lantaran segmen ritel dinilai memiliki potensi yang sangat besar.

Suheriadi

Recent Posts

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

5 mins ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

52 mins ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

57 mins ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago

Harga Emas Antam Stagnan, Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More

3 hours ago