Jakarta – Tak terasa, PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari holding BUMN Farmasi tahun ini genap berusia 69 tahun. Sejak didirikan 21 Juni 1954, perusahaan pemilik brand Antimo itu telah melewati berbagai pencapaian baik dari sisi kinerja keuangan, kontribusi terhadap masyarakat melalui program TJSL, hingga produksi Tablet Tambah Darah (TTD) yang mencapai 500 juta tablet.
Menurut Direktur Utama PT Phapros Tbk, Hadi Kardoko, pencapaian selama 69 tahun ini tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak, mulai dari pemegang saham, investor, karyawan, pemerintah, mitra dagang, lembaga riset dan universitas, perusahaan induk Kimia Farma hingga masyarakat luas.
“Sejak berdiri tahun 1954, tentunya apa yang kami capai hingga saat ini merupakan sesuatu yang patut dibanggakan oleh semua pihak yang terlibat dalam perjalanan Phapros. Pada tahun 2022 yang lalu Phapros telah memproduksi 500 juta tablet tambah darah. Pencapaian ini sekaligus sebagai bukti komitmen Phapros dalam mendukung Pemerintah menurunkan angka balita stunting,” ungkapnya dikutip Rabu, 21 Juni 2023.
Hadi mengatakan, dalam sejarah perjalanan Phapros, perusahaan selalu memproduksi obat maupun alat kesehatan berbasis riset yang dibutuhkan masyarakat dan aman dalam penggunaannya. Sederet institusi ternama di Tanah Air pernah dan sedang menjalin kerja sama dengan Phapros, seperti BRIN, Universitas Gajah Mada, RSUD dr Soetomo, dan lembaga riset serta perguruan tinggi dalam negeri lainnya
“Kami memiliki komitmen dalam hilirisasi riset. Fokus yang sudah kami jalankan di antaranya adalah bonefill jenis bubuk yang bisa digunakan untuk implan gigi, alat pendeteksi dini kanker Serviks, alat pendeteksi kanker nasofaring dan lainnya,” jelasnya.
“Bulan Juni ini pun anak perusahaan kami, Lucas Djaja Group mengekspor produk Fluza kaplet ke Myanmar. Produk ini rutin diekspor ke sana sejak 1998 dan di tahun ini kami akan melepas 12 kontainer,” tambah Hadi.
Selain itu, Phapros juga berhasil melakukan berbagai aksi korporasi seperti melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 hingga akuisisi perusahaan farmasi lokal di tahun yang sama. Ekspansi produk Phapros ke pasar global juga merupakan bagian dari milestone perjalanan perusahaan berkode saham PEHA tersebut, seperti Kamboja dan Amerika Selatan.
Di sisi lain, Peneliti INDEF Nailul Huda mengatakan, pascapandemi industri farmasi berpeluang untuk terus tumbuh, sehingga bisa menjadi rekomendasi portofolio investasi para investor.
“Bagi yang berinvestasi jangka panjang, bukan trader jangka pendek, saya rasa saham farmasi masih bisa menjadi andalan investasi,” imbuhnya.(*)
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More
Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More