Categories: Keuangan

67% Investor di Medan Punya Utang

Jakarta–Hasil Survei Manulife Investor Sentimen Index menyebutkan 67% investor di Medan memiliki utang. Porsi terbesar utang tersebut digunakan untuk biaya rental (sewa tempat tinggal) dan kehidupan sehari–hari. Namun, meskipun memiliki utang yang lebih rendah dibandingkan Jakarta (84%) dan Surabaya (82%), hanya 26% investor Medan yang mengatakan bahwa mereka dapat bertahan dalam periode 6 bulan atau lebih jika kehilangan sumber penghasilan utamanya. Sedangkan sebanyak 87% investor mengaku memantau pengeluaran setiap bulan.

Selain kurangnya kontrol terhadap pengeluaran harian, survei juga menemukan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia gagal menyimpan dana untuk kebutuhan jangka panjang. Lebih dari 70% investor mengatakan bahwa mereka tidak memiliki target jumlah dana simpanan. Dari investor yang memiliki target dana simpanan, ternyata sebagian besar hanya memiliki tujuan jangka pendek, dimana 76% memiliki target simpanan hanya untuk 1-4 tahun ke depan saja. Selain itu, investor menempatkan rata-rata sepertiga (33%) dari dana simpanannya di rekening tabungan atau deposito tanpa tujuan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas.

Fenomena serupa juga terjadi di Medan. Sebanyak 64% investor tidak memiliki target simpanan yang jelas. Dari yang sudah memiliki target, mereka hanya berpikir untuk jangka pendek yakni sebesar Rp 178,3 juta dalam kurun waktu 2 tahun. Dengan target yang short-term ini, investor Medan juga menunjukkan rendahnya dana simpanan yakni 26% dibandingkan Jakarta (33%) & Surabaya (37%).

Survei juga mengungkapkan bahwa sebagian besar investor Indonesia fokus pada dana simpanan untuk beragam pengeluaran dalam jangka pendek hingga menengah, dimana biaya pendidikan anak atau pernikahan anak dan biaya kesehatan menempati dua prioritas tujuan keuangan. Sedangkan simpanan untuk dana pensiun hanya menempati urutan keempat.

Rusli Chan, Chief Agency Officer, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mengatakan, survei ini mengungkap beberapa pola pengeluaran yang sangat memprihatinkan. “Jika jumlah pengeluaran para investor masih terus lebih besar daripada pendapatan bulanan mereka, maka mereka akan terlilit utang jangka panjang dan terkena dampak finansial yang serius di kemudian hari. Dengan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, adalah memprihatinkan jika persiapan dana pensiun tidak menjadi prioritas keuangan yang utama,” kata Rusli dalam keterangan pers di Jakarta 1 Maret 2016. (*) Ria Martati

Paulus Yoga

Recent Posts

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

5 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

6 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

6 hours ago

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

7 hours ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

7 hours ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

8 hours ago