Jakarta – Pemerintah telah meluncurkan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel kepada investor individu secara online (e-SBN) yakni Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005. Sebanyak 6 (enam) bank ditunjuk sebagai mitra distribusi instrumen saving bond retail seri SBR005 ini.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting mengatakan, 6 bank yang menjadi mitra distribusi intrumen tersebut yakni Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank BCA, Bank BTN, dan Bank Permata.
Selain lewat bank, kata dia, investor juga bisa melakukan pemesanan melalui perusahaan sekuritas yakni Trimegah Sekuritas, dan Bareksa. Pilihan lainnya bisa melalui perusahaan financial technology (fintech) Peer-to-Peer (P2P) lending, seperti Tanamduit, Modalku dan Investree.
Adapun cara pembelian surat utang SBR005 ini adalah calon investor melakukan registrasi melalui sistem elektronik mitra distribusi dengan memasukkan data diri, nomor Single Investor Identification (SID), rekening dana nasabah, dan rekening surat berharga.
Kemudian, melakukan pemesanan SBR005 setelah membaca ketentuan dalam memorandum informasi SBR005. Lalu, melakukan pembayaran melalui bank persepsi (bank, ATM, mobile banking, internet banking) dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan menggunakan kode pembayaran yang muncul setelah pemesanan selesai dan/atau yang dikirim melalui surat elektronik (email).
Jika pemesanan surat utang ini telah sukses akan ditandai dengan diterimanya Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) serta notifikasi dari mitra distribusi setelah proses settlement dilakukan.
Dia menjelaskan, instrumen ini memiliki kupon minimal 8,15 persen per tahun atau berada diatas dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 6 persen di tambah spread tetap 215 bps (2,15 persen).
Tingkat kupon ini bersifat floating with floor yang artinya kupon dalam instrumen saving bond retail seri SBR005 ini akan terus meningkat seiring dengan kenaikan bunga acuan ditambah spread tetap 215 bps, namun tak akan turun lebih rendah dari 8,15 persen bila bunga acuan turun di bawah 6 persen.
Instrumen ini mulai dipasarkan pada 10-24 Januari 2019. Investor dapat melakukan pemesanan secara online dengan nilai minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar per investor.
Loto mengungkapkan, peluncuran instrumen Savings Bond Ritel seri SBR005 ini diibaratkan seperti kopi, di mana investasi sama dengan kopi yang sudah menjadi gaya hidup kalangan muda dan konsumsi sehari-hari. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat untuk bisa berinvestasi, seperti halnya rutin konsumsi kopi.
“Tema ‘Kopi dan Investasi’ ini untuk menunjukkan bahwa investasi sama seperti kopi, investasi kini sudah menjadi gaya hidup kalangan muda. SBR005, investasi kini untuk nanti,” ujar Loto di Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.
Asal tahu saja instrumen ini memiliki tenor 2 tahun dan tidak dapat ditarik kembali hingga jatuh tempo yang telah ditentukan, yakni pada 10 Januari 2021. Dengan demikian, para investor hanya bisa melakukan pencairan maksimal 50 persen dari nilai investasinya setelah 1 tahun, yakni pada 27 Januari – 4 Februari 2020. (*)
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Kandidat Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dan Donald Trump, saat ini tengah bersaing… Read More
Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menggodok Peraturan Pemerintah (PP) perihal hapus tagih… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata upah buruh di Indonesia per Agustus 2024… Read More