Moneter dan Fiskal

58 Ribu Orang Kena PHK per Agustus 2025, Terbanyak dari Industri Pengolahan

Poin Penting

  • BPS mencatat jumlah pengangguran mencapai 7,46 juta orang per Agustus 2025, dengan 58 ribu di antaranya akibat PHK, setara 0,77 persen dari total pengangguran.
  • PHK paling banyak terjadi di industri pengolahan (22,8 ribu orang), diikuti perdagangan (9,7 ribu) dan pertambangan (7,7 ribu).
  • Pemerintah meluncurkan program magang nasional dengan target 80 ribu peserta dan melibatkan 1.666 perusahaan.

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran karena terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mencapai 58 ribu dari total pengangguran yang mencapai 7,46 juta orang per Agustus 2025.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menyebutkan total pengangguran di Indonesia akibat terkena PHK sebesar 0,77 persen, dari total jumlah pengangguran.

“Jadi dari total pengangguran sebesar 0,77 persen adalah yang sebelumnya terkena PHK setahun yang lalu,” kata Edy dalam Rilis BPS, Rabu, 5 November 2025.

Baca juga: Lapor Pak Prabowo! Jumlah Pengangguran RI Tembus 7,46 Juta Orang per Agustus 2025

Edy mengatakan sektor yang paling banyak melakukan PHK berasal dari industri pengolahan sebanyak 22,8 ribu, perdagangan 9,7 ribu, dan sektor pertambangan sebesar 7,7 ribu.

“Pengangguran yang terkena PHK paling banyak berasal dari industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan,” tambahnya.

Adapun jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,46 juta orang pada Agustus 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 yang sebanyak 7,47 juta orang.

Edy Mahmud mengatakan, angka pengangguran tersebut setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,85 persen, atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 yang tercatat sebesar 4,91 persen.

Baca juga: Lonjakan PHK Naik 32 Persen, DPR Singgung Pemerintah Jangan Cuma Obral Janji

Dia menyampaikan bahwa penurunan TPT tercatat pada kelompok perempuan, yakni sebesar 4,84 persen, turun dari Agustus 2024 yang sebesar 4,92 persen. Sementara itu, TPT laki-laki juga menurun menjadi 4,85 persen, dibandingkan tahun lalu yang sebesar 4,90 persen.

Selain itu, penurunan TPT juga konsisten terjadi baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Di wilayah perkotaan, TPT tercatat sebesar 5,75 persen, sementara di pedesaan sebesar 3,47 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

6 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

7 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

7 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

8 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

18 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

19 hours ago