Jakarta – Kondisi ekonomi dunia tengah berada dalam ketidakpastian dewasa ini. Hal ini diprediksi kuat akan tetap berlanjut di tahun depan. Ketidakpastian ekonomi karena konflik geopolitik yang menyebabkan terhambatnya rantai pasokan global adalah hal mengerikan yang dikhawatirkan banyak pihak.
Namun begitu, masih terdapat sejumlah sektor bisnis yang diprediksi akan tetap menguat di tahun depan. Managing Director Investment Strategy and Wealth Management OCBC Bank, Vasu Menon, menyatakan setidaknya ada empat sektor bisnis yang tetap akan menguat di tengah gempuran kinerja ekonomi global yang volatil.
Baca juga: Mendorong Kolaborasi Stakeholder Dalam Membangun Ekosistem Digital
Pertama adalah sektor konsumsi dan healthcare. Ia menjelaskan bahwa sektor konsumsi bakal berkinerja stabil di tahun depan karena masyarakat dunia tetap melakukan aktivitas konsumsi sekalipun ekonomi global sedang bergejolak. Aktivitas konsumsi tak bisa dihindari mengingat hal itu terkait dengan kebutuhan dasar manusia. Begitu pula dengan sektor healthcare.
“Mengapa saya katakan demikian karena kita semua adalah masyarakat konsumsi. Begitu pula dengan healthcare yang mana kita semua membutuhkan produk dan layanan kesehatan untuk merawat diri kita,” jelas Vasu pada acara OCBC Experience: Supporting Indonesia to The Global Stage di Jakarta, Selasa, 14 November 2023.
“Kalau kita bicara sektor konsumsi adalah produk-produk yang publik gunakan sehari-hari. Saya tidak mempromosikan perusahaan manapun, tapi contohnya brand seperti Nestle, Coca Cola, Unilever, dan lainnya adalah produk-produk konsumsi yang kita konsumsi sehari-hari, dan tetap kita akan konsumsi ke depannya,” tambahnya.
Sektor kedua, yakni perbankan atau lembaga keuangan. Ia jelaskan jika perekonomian global benar-benar terpuruk di tahun depan dan terjadi resesi, maka sektor perbankan diprediksinya tetap survive karena sama seperti sektor sebelumnya, sektor perbankan adalah sektor yang akan terus digunakan oleh publik untuk menyimpan dana maupun melakukan transaksi lainnya.
Ketiga, yakni sektor yang terkait dengan environmental social governance atau ESG. Ini tak bisa dilepaskan dari isu climate change yang semakin mendorong kesadaran publik untuk menggunakan produk atau layanan yang berlandaskan pada prinsip ESG.
Baca juga: Strategi Digital Branding Menjadi Kunci Untuk Menangkan Kompetisi di Ranah Digital
“Untuk jangka panjang, ESG adalah sektor yang perlu diadaptasi dalam bisnis. ESG kini juga telah menjadi semacam kebutuhan dasar dalam hidup kita. Memang di Asia saat ini ESG masih kecil pangsanya, tapi di waktu mendatang, sektor ini akan semakin memiliki pangsa pasar dan peluang yang besar,” tegasnya.
Terakhir adalah sektor teknologi. Ia katakan bahwa sektor teknologi akan mengubah kehidupan masyarakat. Apalagi, dengan adanya inovasi artificial intelligence (AI), industri teknologi dapat menjadi salah satu primadona dalam bidang investasi.
“Teknologi akan mengubah hidup kita secara drastis. Ini tak bisa dihentikan. Dalam 20 tahun ke depan, dunia kita akan jauh berbeda dari saat ini. Maka dari itu, saya pikir kita perlu mengekspos diri kita ke sektor ini untuk investasi jangka panjang,” pungkas Vasu. Steven Widjaja
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan sebesar 0,48 persen dalam periode perdagangan… Read More
Jakarta - Presiden Bangkok Bank, Chartsiri Sophonpanich, mengaku optimistis akan masa depan ekonomi ASEAN yang… Read More
Jakarta - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK), Minggu, 24… Read More
Jakarta - Pemerintah memastikan bahwa kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis dalam sepekan terakhir sebesar 0,48… Read More
Tangerang - PT Mandiri Utama Finance (MUF), anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus… Read More