Keuangan

33 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum, Asosiasi Desak Untuk Segera Merger

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah menjelaskan bahwa per Mei 2023 masih terdapat 33 pinjaman online (pinjol) atau fintech peer to peer (P2P) lending belum memenuhi ketentuan modal minimum sebesar Rp2,5 miliar pada 4 Juli 2023.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kuseryansyah, berharap seluruh anggota fintech P2P lending dapat memenuhi kewajiban untuk modal minimum sebelum waktu yang ditentukan.

“Kami berharap semua anggota bisa memenuhi yang 2,5 (miliar), ini waktunya belum final masih sampai tahun depan untuk pemenuhan itu. Setelah tahun depan harus memenuhi yang Rp7,5 miliar. Tapi sekarang Rp2,5 miliar dari platform waktunya masih panjang,” ucap Kuseryansyah kepada media di Jakarta, 14 Juli 2023.

Baca juga: OJK Ungkap 33 Perusahaan Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum

Di sisi lain, AFPI terus mendorong bagi penyelenggara fintech P2P lending dalam memenuhi modal minimum adalah dengan mengembangkan segmen-segmen yang semakin prospektif dan mampu menggerakkan profitabilitas hingga ekuitas untuk tetap bertumbuh positif

“Sumbernya itu ada satu untuk tetap menjaga ekuitas positif, bisnis harus tumbuh, profitabilitas harus positif. Itu bisa menyuntik untuk ekuitas. Selain itu, jalur satu jalur bisnisnya harus tumbuh harus berkembang,” imbuhnya.

Sedangkan untuk proses akuisisi atau merger antara fintech P2P lending, dirinya menjelaskan bahwa secara regulasi hal tersebut dapat dilakukan jika terdapat suatu platform yang terkendali pemenuhan permodalan ekuitas.

“Satu harus bisa dengan bisnis yang positif revenue dan profitnya Kedua ada setoran modal Ketiga ada opsi dari sisi regulasi untuk merger Tapi merger harus dilihat juga, kalau merger sama sama negative, ekuitas sama sama kurangkan tidak memenuhi Ketentuan itu,” ujar Kuseryansyah.

Baca juga: Ramai-Ramai Warga ‘Serang’ Pinjol Ilegal, Pinjam Uang Tapi Ogah Bayar

Adapun, dirinya menjelaskan bahwa, nantinya perusahaan fintech P2P lending yang telah memiliki modal lebih besar dan berpeluang untuk mengakuisisi fintech P2P lending dengan modal lebih kecil dapat dilakukan asal memiliki visi Misi bisnis yang kuat untuk pertumbuhan perusahaan ke depan.

“Kemudian kedua kolaborasi segmen bisa juga, misalnya kalo merge dasarnya kolaborasi segmen baru punya satu segmen mau masuk ke segmen yang lain tapi kalau organik kan mungkin sulit base practicenya ngga ada tapi kalau dengan kolaborasi tumbuhnya secara anorganik itu bisa,” tambahnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

11 mins ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

20 mins ago

KB Bank Beri Suntikan Pembiayaan untuk Vendor Tripatra

Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More

2 hours ago

IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 1,84 Persen, Tembus Level 6.977

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More

3 hours ago

Asuransi Bintang Siap Implementasikan PSAK 117 Mulai 1 Januari 2025

Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More

3 hours ago

Mengenal Bashe Ransomware yang Diduga Serang BRI, Apa Bahayanya?

Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More

3 hours ago