Perbankan

3 Isu Global Ini Akan Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi RI di 2024

Jakarta – Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menyoroti adanya tiga isu utama secara global yang dapat memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia di tahun 2024, di antaranya adalah isu perlambatan ekonomi, suku bunga tinggi, dan konflik geopolitik.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama LPPI, Heru Kristiyana, dalam Virtual Seminar LPPI yang dilaksanakan di Jakarta, 24 November 2023.

“Akan melihat tiga isu penting secara global yang menjadi perhatian kita semua, pertama mengenai isu perlambatan ekonomi, isu mengenai suku bunga tinggi, dan yang ketiga isu mengenai geopolitik yang kita tidak mengharapkan bahwa isu krisis geopolitik itu akan melebar di Timur Tengah,” ucap Heru.

Baca juga: Jepang Ajak ASEAN Kembangkan Perekonomian Bersama

Menurutnya, isu pertumbuhan ekonomi global yang melambat tentunya akan berdampak juga pada neraca perdagangan yang turut mengalami pertumbuhan melambat.

“Kemudian isu nilai tukar, karena suku bunga acuan globalnya terus, kapan terminal rate-nya akan terjadi suku bunga the fed menjadi perhatian semua orang karena masih ada ketidakpastian yang dipicu dari target inflasi Amerika Serikat dua persen belum terjadi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Heru menyatakan bahwa kondisi ketegangan geopolitik pun ke depannya diperkirakan masih akan berdampak kepada pasokan minyak, sehingga memicu adanya peningkatan harga.

Adapun, di dalam negeri sendiri terdapat tantangan yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu adanya tahun pemilihan umum atau tahun politik di 2024. Di momen ini dana pengeluaran atau spending dapat keluar lebih besar dan cepat.

Baca juga: Perbanas: Ini Dua Sektor Penopang Utama Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Dampak lanjutan di tahun pemilu, tentunya kita tidak bisa mengharapkan investasi yang akan datang lebih tinggi, pasti akan melambat, semua orang akan wait and see, siapa presidennya? Kira-kira pemilunya aman ngga?,” ujar Heru.

Dari sejumlah tantangan tersebut, Heru mengimbau perlu adanya antisipasi dari para pelaku industri jasa keuangan agar hal itu tidak menimbulkan dampak yang signifikan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

PP Hapus Tagih Diteken Presiden Prabowo, Jumlahnya Capai Rp8,7 Triliun

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More

12 mins ago

AXA Mandiri Meluncurkan Produk Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera

Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More

7 hours ago

Bank NTT dan Bank Jatim Resmi Jalin Kerja Sama Pembentukan KUB

Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More

8 hours ago

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

9 hours ago

Dukung Literasi EBT, PHE ONWJ Ajak Pelajar Cirebon Kenali Energi Surya

Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More

10 hours ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

11 hours ago