Moneter dan Fiskal

3 Hal Ini jadi Fokus Kemenkeu dan BI pada AFMGM Kedua

Jakarta – Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang dikepalai oleh Indonesia (ASEAN Indonesia Chairmanship 2023) bakal memasuki tahap kedua pada 5 – 7 September 2023 di Jakarta. Terkait dengan hal ini, ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM), yang menjadi bagian dari ASEAN Indonesia Chairmanship 2023, turut diadakan kembali di tahap kedua ini pada 22 – 25 Agustus 2023 di Jakarta.

AFMGM yang menjadi sarana pembahasan 16 Priority Economic Deliverables (PEDs) sebagai salah satu goal ASEAN, akan lebih fokus pada tiga kluster terkait sektor keuangan pada tahap kedua ini. Ketiga kluster itu, yakni recovery and rebuilding, digital economy, serta sustainability.

Baca juga: Kemenkeu Dorong Negara Asean Tingkatkan Kerja Sama Perpajakan di Negara Kawasan

Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Yogi Rahmayanti, menjelaskan bila pada AFMGM kedua tersebut bakal diadakan forum diskusi antar Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 9 negara ASEAN terkait tiga kluster itu.

“Kita perbanyak durasi untuk menteri-menteri keuangan dan gubernur-gubernur bank sentral dalam pembahasan isu-isu ekonomi global maupun isu-isu pembangunan di tingkat regional. Dan format ini mendapatkan dukungan dari negara-negara ASEAN, yang mana akan dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 9 negara ASEAN kecuali Myanmar, karena Myanmar sedang ada krisis di dalam negeri,” jelas Yogi, di Jakarta, Senin, 21 Agustus 2023.

Lalu, untuk pertama kalinya, kita mengundang Timor Leste karena kita telah menyepakati bahwa Timor Leste akan gabung dengan ASEAN di tahun ini, di mana mereka akan berperan sebagai observer pada ajang AFMGM kedua,” tambahnya.

Di samping itu, Yogi katakan, akan hadir pula para pengamat sektor keuangan dari sejumlah lembaga ekonomi dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan ADB.

Terkait pembahasan tiga kluster, Yogi ungkapkan bahwa pertemuan dan diskusi antara kementerian keuangan dan kementerian kesehatan antar negara ASEAN adalah salah satu pertemuan utama di AFMGM kedua, sebagai kerangka penting untuk mewujudkan pemulihan sektor keuangan yang optimal paska pandemi.

“Nah, kita juga mengusung kolaborasi antara sektor keuangan dan kesehatan. Karena kita berangkat dari fase paska Covid, sehingga kita perlu lihat ini status dari sudut pandang Covid seperti apa, yang mana ada juga pertemuan antara kementerian kesehatan dan keuangan dari negara-negara ASEAN untuk berkumpul bersama membahas soal Covid, lalu kurangnya dana dalam merespons pandemi. Dari sini
disolusikan kembali seperti apa jalur keuangan untuk mendukung pendanaan, sehingga akan semakin mempersempit gap pendanaan dalam merespon pandemi,” paparnya.

“Lalu, kita juga mendorong pendanaan infrastruktur di negara-negara ASEAN. Nah, di sini kita akan menyepakati bahwa proyek ini akan bertransisi ke pembiayaan bagi proyek-proyek hijau. Harapannya, dunia ASEAN bisa menarik pembiayaan murah untuk membiayai proyek-proyek energi hijau,” tambah Yogi.

Baca juga: AdaKami dan AFPI Dorong Kemitraan Fintech di ASEAN-BAC 2023

Sementara itu, Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI), Iss Savitri Hafid, menyatakan bahwa ajang AFMGM kedua dapat menjadi kesempatan bagus untuk memperkuat kolaborasi dan implementasi local currency transaction (LCT) di wilayah ASEAN.

“LCT punya potensi yang cukup besar bagi negara-negara ASEAN. Jumat ini harapannya kita bisa menyepakati high principles dari penerapan LCT. Kita berharap kita sudah bisa menyepakati hal-hal apa saja yang diperlukan dalam mendorong penerapan LCT ini. Termasuk mendorong keterlibatan dari pihak swasta terutama dari para importir untuk menyetujui implementasi LCT. Kita targetkan tahun ini sudah ada kesepatakan konkrit antar negara ASEAN,” pungkas Iss. Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

Duh! Marak Anak Muda Nunggak Paylater hingga Sulit Akses KPR dan Dapat Kerja, Ini Pesan OJK

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa… Read More

2 hours ago

Bibit Edukasi Publik Soal Pasar Modal Lewat Art Jakarta 2024

Jakarta - PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit.id) ikut berpartisipasi dalam Art Jakarta 2024 yang diadakan… Read More

15 hours ago

Jadi Official Banking, Bank Saqu Hadirkan Beragam Hiburan dengan Edukasi Keuangan di Synchronize Festival 2024

Jakarta - Bank Saqu, layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta menegaskan komitmen untuk… Read More

15 hours ago

Prudential Syariah Luncurkan PRUCritical Amanah, Intip Tiga Manfaat Utamanya

Jakarta – PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) meluncurkan produk teranyar yakni PRUCritical Amanah. Asuransi… Read More

16 hours ago

Portal Aksesi OECD Jadi Fondasi untuk Penerapan Birokrasi Berstandar Internasional

Jakarta - Pemerintah mempercepat upaya Indonesia menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development… Read More

18 hours ago

8 Perusahaan Asuransi Berada dalam Pengawasan Khusus OJK

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga akhir September 2024 masih terdapat delapan perusahaan… Read More

19 hours ago