Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Foto: Erman Subekti)
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka meningkat ke level 8.384,20 atau menguat 0,27 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (19/11).
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan pasar saham hari ini, sebanyak 616,63 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 50 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp398,95 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 99 saham terkoreksi, 257 saham menguat, dan 261 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Melemah, Berikut Katalis Pemicunya
Manajemen Phintraco Sekuritas, sebelumnya telah memprediksi bahwa IHSG secara teknikal berpotensi untuk kembali mengalami pelemahan.
“Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan atau pullback hingga menguji level support area di 8.300-8.325,” ucap Manajemen Phintraco dalam risetnya di Jakarta, 19 November 2025.
Diketahui, IHSG ditutup melemah di level 8.361,93 atau turun 0,65 persen pada perdagangan kemarin (18/11). Saham sektor energi mengalami koreksi terbesar, sebaliknya saham sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang menguat.
Pelemahan IHSG antara lain dipengaruhi oleh koreksi indeks bursa global dan regional yang mendorong terjadinya profit taking. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS juga menjadi faktor negatif.
Beberapa saham terkait dengan komoditas emas masih melanjutkan koreksi akibat pelemahan harga emas dan rencana penerapan bea ekspor emas sebesar 7,5-15 persen di tahun 2026.
Investor juga akan menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada hari ini (19/11) yang menurut konsensus akan mempertahankan BI Rate pada level 4,75 persen.
Baca juga: Begini Proyeksi Arah Saham BRRC Usai Umumkan Aksi Korporasi
Selain dalam negeri, perdagangan saham hari ini bakal dipengaruhi sejumlah sentimen global. Dari Inggris (19/11), akan dirilis data inflasi Oktober 2025 yang diperkirakan melambat menjadi 3,6 persen yoy, dari level 3,8 persen yoy di September 2025.
Sedangkan inflasi di Euro Area diperkirakan juga sedikit melambat menjadi 2,1 persen yoy di Oktober 2025 dari 2,2 persen yoy di September 2025. Dari Amerika Serikat (AS), investor akan mencermati FOMC Minutes. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More