Jakarta—Melemahnya ekonomi nasional turut berimbas kepada industri asuransi jiwa. Karenanya, di tahun depan, industri ini diperkirakan tidak akan terlalu ekspansif.
“Tahun dengan diperkirakan perusahaan asuransi jiwa tidak terlalu expansive, lebih kepada me-maintain customer untuk memaksimalkan renewal premium dan pelayanan” terang Maryoso Sumaryono, Direktur Utama Taspen Life.
Belum pulihnya daya beli dan gejolak pasar modal berpotensi membuat pertumbuhan asuransi jiwa di jalur lambat. “Kenapa tidak terlalu ekspansive, karena untuk menghindari pengeluaran biaya yang cukup besar” imbuhnya.
Senada dengan Maryono, Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia juga mengamini pertumbuhan asuransi jiwa mungkin belum bisa menyamai pencapaian beberapa tahun sebelumnya. AAJI pun memasang target pertumbuhan yang moderat di tahun depan. “Proyeksinya bisa tumbuh di kisaran 20%” terang Hendrisman.
Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), perolehan premi bruto asuransi jiwa hingga Agustus 2015 mencapai 70,64 triliun. secara year to date, premi bruto asuransi mencatatkan pertumbuhan negative 10,72%. Namun, jika dilihat secara year on year, yakni membandingkan antara perolehan Juni 2014 dengan Juni 2015 premi bruto asuransi jiwa membukukan pertumbuhan sebesar 1,23%.(*) Apriyani Kurniasih
Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More
Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More