Headline

2016, Realisasi APBN Baru Mencapai 35,5% Dari Target

Jakarta – Realisasi pendapatan negara hingga semester I 2016 telah mencapai 35,5% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 atau mencapai Rp634,68 triliun. Realisasi tersebut lebih rendah sebesar Rp33,25 triliun dari realisasi semester I 2015 yang sebesar Rp667,93 triliun atau 37,9% dari targetnya dalam APBNP 2015.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kondisi tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, diantaranya, pertumbuhan ekonomi domestik yang belum optimal, tren perlambatan ekonomi global yang berdampak terhadap rendahnya aktivitas ekspor dan impor, rendahnya harga minyak mentah dunia, penurunan permintaan dari negara maju, dan rendahnya harga komoditas dunia terutama batubara.

Sementara, realisasi belanja negara sampai dengan semester I 2016 mencapai Rp865,35 triliun atau 41,5% dari pagu APBNP 2016. Realisasi Belanja Negara tersebut secara nominal lebih tinggi sebesar Rp113,16 triliun dari realisasi belanja negara pada semester I 2015 yang sebesar Rp752,19triliun atau 37,9% dari pagu APBNP 2015.

Bambang menjelaskan, lebih tingginya realisasi Belanja Negara pada semester I 2016 tersebut diantaranya dipengaruhi oleh percepatan penyerapan Belanja Pemerintah Pusat karena percepatan lelang dalam anggaran Belanja K/L, dan percepatan penyerapan anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa, yaitu adanya perubahan mendasar pada penyempurnaan struktur, klasifikasi, perluasan cakupan anggaran Transfer ke Daerah dan perubahan pola penyaluran Dana Desa menjadi dua kali dalam setahun.

Adapun realisasi defisit anggaran pada semester I 2016 mencapai Rp230,68 triliun atau 1,83% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi defisit anggaran tersebut lebih rendah sebesar Rp146,41 triliun dari realisasi defisit anggaran pada semester I 2015 yang sebesar Rp84,27 triliun atau 0,73% dari PDB 2015. Menkeu menilai, defisit anggaran tersebut dipengaruhi oleh perlambatan realisasi pendapatan negara dan percepatan penyerapan belanja negara.

Dalam rangka menutup defisit anggaran tersebut, lanjut Menkeu, pemerintah berupaya memenuhi dari penerimaan pembiayaan anggaran yang bersumber dari utang dan nonutang.

Ia menambahkan, realisasi pembiayaan anggaran pada semester I dipengaruhi oleh kondisi portofolio dan risiko utang, kondisi pasar SBN, perubahan nilai tukar Rupiah, realisasi pembayaran cicilan pokok utang luar negeri dan pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada organisasi/lembaga keuangan internasional untuk Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).(*)

Apriyani

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

4 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

4 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

5 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

6 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

16 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

16 hours ago