Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis tatap tahun depan dengan serangkaian inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan maupun kemandirian pasar modal lebih lanjut. Realisasi dari berbagai inisiatif akan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa asumsi indikator makro ekonomi yang dijabarkan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2016 yang telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
“Dengan asumsi makro di 2016, rata-rata nilai transaksi harian di dalam RKAT 2016 ditetapkan sebesar Rp7 trilliun atau meningkat dibandingkan RKAT 2015-Revisi sebesar Rp6 triliun,” kata Tito usai RUPSLB di BEI Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2015.
Tito sendiri optimis tahun depan pihaknya bisa menjaring 35 perusahaan untuk dapat mencatatkan sahamnya di bursa lewat mekanisme initial publik offering (IPO).
Dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp7 triliun dan IPO mencapai 35 perusahaan. Ia memprediksi kapitalisasi pasar saham di bursa bisa mencapai Rp5.500-Rp6.000 triliun.
“Angka 35 sendiri bukan jumlah yang banyak, jika dibandingkan dengan jumlah emiten di negara-negara maju yang mencapai ribuan. Artinya jika saat ini emiten di bursa tercatat 500san dengan IPO rata-rata 35 perusahaan, butuh puluhan tahun untuk sampai ribuan,” jelas Tito. (*) Dwitya Putra
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More