Jakarta–Di tengah ekspansi dan akselerasi pembangunan jalan tol yang sedang gencar dilakukan oleh PT Jasa Marga (persero) Tbk mampu membukukan laba bersih sebesar Rp1,89 triliun pada 2016, atau meningkat sebesar 28,8 persen dari tahun 2015 sebesar Rp1,47 triliun.
Desi Arryani, Direktur Utama Jasa Marga menilai peningkatan laba ini berasal dari beberapa pencapaian yang positif di antaranya pencapaian pendapatan tol serta usaha lain dan pengendalian beban usaha yang telah digencarkan jasa marga.
“Pada tahun 2016 juga kita telah mengalami pertumbuhan laba sebesar 28,8 persen dari tahun sebelumnya,” ujar Desi di Jakarta, Rabu, 15 Maret 2017.
Desi menilai pencapaian laba bersih Jasa Marga pada tahun 2016 kemarin sangat didukung oleh pencapaian Pendapatan Tol dan Usaha Lain dengan nominal sebesar Rp8,83 triliun atau tumbuh 15,7 persen dibandingkan tahun 2015 yang hanya sebesar Rp7,63 triliun.
Pencapaian laba bersih juga didukung oleh upaya pengendalian beban usaha yang tercermin dan pencapaian EBITDA Margin sebesar 59,2 persen yang meningkat dari tahun 2015 yang mencapai 56,2 persen.
Selain itu, pencapaian laba bersih juga ditopang oleh upaya Perseroan dalam mengendalikan beban bunga di tengah di tengah akselerasi pembangunan jalan tol yang sedang gencar dilakukan oleh Perseroan.
“Tentunya segala pencapaian- pencapaian yang telah kita raih pada tahun 2016 akan terus menjadi motivasi kita ke depannya,” tutup Desi. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More