Categories: Pasar Modal

2015, Cuma Segelintir Reksa Dana Berkinerja Positif

Jakarta–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun lalu terkoreksi signifikan ke level 4.593,01 atau mencapai 13,8% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan tahun 2014 yang berada pada level 5.226,95.

Hal itupun membuat kinerja instrumen investasi di pasar modal merosot tajam, tak hanya saham, tetapi juga reksa dana.

Berdasarkan data infovesta, Selasa, 5 Januari 2016, mayoritas kinerja reksa dana sepanjang 2015 rata-rata merosot tajam. Hanya segelintir reksa dana yang masih mencatatkan kinerja positif sampai dengan Desember 2015.

Berdasarkan jenisnya, untuk reksa dana saham, hanya dua produk yang tercatat positif di 2015, yakni reksa dana saham Pacific Equity Fund sebesar +5,32% dan reksa dana Valbury Equity I sebesar +1,50%.

Sedangkan untuk reksa dana campuran, empat besar produk yang masih tercatat positif di 2015 yakni Pacific Balance Fund sebesar +24,55%, HPAM Flexi Plus +14,81%, Danamas Fleksi +7,28% dan
Schroder Dana Kombinasi +6,90%.

Sementara jenis reksa dana pendapatan tetap hanya ada tiga produk yang tercatat mengalami kinerja ciamik di 2015, seperti reksa dana Mrs Bond Kresna +20,64%, BNI-AM Dana Pendapatan Tetap +13,66% dan CIMB – Principal Prime Income Fund +9,55%.

Sekedar informasi, reksa dana sendiri merupakan salah satu produk investasi paling murah di pasar modal. Hanya dengan modal minimum Rp100 ribu investor sudah bisa berinvestasi. Selain itu risiko dari produk ini tergolong sangat rendah.

Hal ini berbanding lurus dengan return atau imbal hasilnya yang tergolong tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan saham. Karena instrumen ini diperuntukan investor untuk investasi jangka menengah dan panjang, tergantung profil si investor. (*) Dwitya Putra

Paulus Yoga

Recent Posts

Tabungan Jadi Prioritas atau Gaya Hidup? Simak Pandangan UOB Indonesia

Jakarta - UOB Indonesia memandang pentingnya literasi keuangan untuk membantu masyarakat memahami dan mengelola keuangan pribadi… Read More

4 hours ago

OJK Tegaskan Penghapusan Utang Kredit UMKM Tak Perlu Aturan Turunan

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa penghapusan utang kredit usaha mikro, kecil, dan… Read More

6 hours ago

Strategi UNTD Hadapi Persaingan Motor Listrik di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Tangerang - PT Terang Dunia Internusa Tbk, menyiapkan sejumlah strategi khusus menghadapi pelemahan daya beli… Read More

8 hours ago

Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending

Jakarta - Kasus yang menimpa PT Investree Radhika Jaya atau Investree menyita perhatian masyarakat, dianggap… Read More

8 hours ago

Era Open Banking, OJK Wanti-wanti 3 Tantangan Ini ke Industri Perbankan

Jakarta - Istilah open banking mengacu kepada aksesibilitas data yang semakin terbuka, memungkinkan bank untuk… Read More

9 hours ago

Gelar Indonesia Knowledge Forum 2024, BCA Dorong Penguatan Sektor Bisnis

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2024, di… Read More

9 hours ago