Market Update

193 Saham Merah, IHSG Dibuka Melemah 1,29 Persen ke Level 6.173

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibuka melemah ke level 6.173,07 dari posisi 6.254,02 atau turun 1,29 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (11/4).

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 346,20 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 29 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp363,31 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 193 saham terkoreksi, sebanyak 93 saham menguat dan sebanyak 214 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: Saham Bank Jumbo “Babak Belur”, OJK Bilang Begini

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak melemah terbatas dalam rentang level 6.100 hingga 6.280. 

“Pada perdagangan kemarin, Kamis (10/4) IHSG ditutup naik 4,79 persen atau plus 286,03 poin ke level 6.254. IHSG hari ini (11/4) diprediksi bergerak melemah dalam range 6.100-6.280,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 11 April 2025.

Ia melihat sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain adalah rebound-nya IHSG secara signifikan  yang mengikuti pergerakan Wall Street dan Bursa Asia Pasifik pasca penundaan tarif resiprokal AS selama 90 hari.

Meskipun IHSG terapresiasi, investor asing tercatat outflow senilai Rp751 miliar (10/4). Senada dengan rebound-nya IHSG, Rupiah JISDOR menguat terbatas ke level Rp16.779 per dolar AS (10/4).

Dalam hal ini, Bank Indonesia (BI) aktif melakukan intervensi di pasar valas, seperti Spot dan DNDF hingga membeli SBN di pasar sekunder untuk menyeimbangkan outflow investor asing yang mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah.

Baca juga: Dana Asing Kabur Rp3,69 T Saat IHSG Longsor, 5 Saham Ini Paling Banyak Dilego

Adapun dari mancanegara, Bursa Wall Street kompak dilanda aksi profit taking setelah menguat signifikan di hari sebelumnya (10/4). Pelaku pasar khawatir meningkatnya perang tarif antara Tiongkok dan AS.

Pasalnya, Presiden Trump kembali mengklarifikasi bahwa total tarif yang dikenakan AS kepada Tiongkok sebesar 145 persen, rinciannya 125 persen tarif resiprokal dan 20 persen “tarif fentanyl”. 

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Vietnam, Ho Duc Phoc sepakat untuk memulai diskusi formal membahas tarif resiprokal Vietnam sebesar 46 persen. Pasalnya, Vietnam menyumbang defisit neraca dagang AS sebesar USD123,4 miliar di tahun 2024, terbesar ketiga setelah Meksiko.

Sementara, pelaku pasar di Wall Street pada akhir pekan menanti rilis kinerja keuangan kuartalan bank investasi, seperti JPMorgan (JPM), Morgan Stanley (MS), dan BlackRock (BLK). (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

11 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

13 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

14 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

14 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago