Market Update

169 Saham Hijau, IHSG Dibuka Melaju ke Level 7.785

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (11/9) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau ke level 7.785,28 atau menguat 0,31 persen dari level 7.761,38.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 287,38 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 18 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp215,92 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 67 saham terkoreksi, sebanyak 169 saham menguat dan sebanyak 266 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat, Saham BBNI, INKP, PANI hingga TOWR Direkomendasikan

Sebelumnya, Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, mengatakan bahwa, hari ini IHSG berpotensi sideways cenderung menguat terbatas menunggu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan diumumkan malam nanti.

“Dengan level support IHSG di 7.670-7.720, sedangkan level resistance berada di 7.780-7.800,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 11 September 2024.

Bursa Indeks Wall Street mayoritas kembali menguat pada Selasa (10/9). Namun, Dow Jones (DJIA) berbalik arah disaat Wall Street berusaha menemukan pijakan di tengah volatilitas pasar bulan September.

Tercatat, S&P 500 naik 0,45 persen ke 5.495,52, sementara Nasdaq Composite menguat 0,84 persen menjadi 17.025,88. Namun, Dow Jones melemah 0,23 persen menjadi 40.736,96.

Sementara itu, bursa saham di Asia Pasifik mixed seiring optimisme pemangkasan suku bunga The Fed semakin dekat, dengan bursa saham Jepang, indeks Nikkei 225 berakhir turun 0,16 persen, dan Topix turun 0,12 persen.

Baca juga: Saham TUGU Terus Melesat, Tembus Harga Tertinggi dalam 4 Bulan Terakhir 

Adapun, bursa saham dari Asia lainnya, seperti KOSPI Korea Selatan melemah 0,49 persenndan Taiex Taiwan turun 0,38 persen. Sementara, bursa saham India, SENSEX menguat 0,44 persen. Lalu, Bursa saham Singapura, Straits Times Index (STI) juga menguat 0,57 persen dan Australia S&P/ASX 200 naik 0,30 persen.

Penguatan ini terdorong prospek stimulus dari konsumen utama Tiongkok yang diperkirakan menaikkan harga komoditas.

Terdekat data inflasi dan laporan klaim pengangguran akan menjadi pedoman terakhir untuk menentukan arah kebijakan moneter yang lebih tegas. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

29 mins ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

39 mins ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

2 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

3 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

4 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

4 hours ago