Market Update

168 Saham Hijau, IHSG Dibuka Menguat 0,26 Persen ke Level 7.647

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (30/8) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada zona hijau ke level 7.647,09 atau menguat 0,26 persen dari sebelumnya yang berada di level 7.627,60.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 276,70 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 18 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp267,33 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 74 saham terkoreksi, sebanyak 168 saham menguat dan sebanyak 247 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Berpeluang Kembali Menguat, Simak Rekomendasi Saham Berikut

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak menguat terbatas dalam rentang level 7.540 hingga 7.620. 

“Pada perdagangan Kamis (29/8), IHSG ditutup turun 0,41 persen atau minus 31,27 poin di level 7.627. IHSG hari ini (30/8) diprediksi bergerak menguat terbatas dalam range 7.600-7.700,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 30 Agustus 2024.

Ia menjelaskan, pelemahan IHSG diakibatkan oleh aksi profit taking yang berhasil menyentuh level 7.700. Meski begitu, arus modal asing di pasar ekuitas domestik terus mengalir sebesar Rp1,40 triliun, sehingga sejak awal tahun inflow tercatat Rp16,51 triliun (29/8). Sementara, nilai tukar rupiah JISDOR kembali menguat ke level Rp15.409/USD. 

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mempererat kerja sama dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal. Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman untuk bersinergi dalam perizinan pada sektor keuangan, pengembangan proyek-proyek prioritas, misalnya hilirisasi, energi baru-terbarukan, kemitraan dalam bidang penanaman modal serta pengembangan sumber daya manusia. 

Baca juga: BEI Gelar Public Expose Live 2024, 44 Emiten Bakal Pamer Kinerja

Adapun dari mancanegara, pertumbuhan ekonomi (PDB) Amerika Serikat (AS) dalam estimasi keduanya pada 2Q24 tumbuh sebesar 3 persen qoq atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 1,4 persen qoq. 

Apresiasi PDB utamanya didorong oleh naiknya pengeluaran konsumen. Hasil tersebut mencerminkan kondisi ekonomi AS mengalami soft landing di tengah iklim suku bunga tinggi. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

5 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

6 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

6 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

6 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

8 hours ago

RUPS PLN Rombak Pengurus, Berikut Direksi dan Komisaris Terbarunya

Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More

8 hours ago