Market Update

158 Saham Hijau, IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.573

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (31/10) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,05 persen ke level 7.573,72 dari dibuka pada level 7.569,85.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 590,77 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 18 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp303,97 miliar. 

Kemudian, tercatat terdapat 89 saham terkoreksi, sebanyak 158 saham menguat dan sebanyak 213 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: 36 Perusahaan Melantai di Bursa, BEI Himpun Dana Rp5,42 Triliun

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak variatif dalam rentang level 7.640 hingga 7.800. 

“Pada perdagangan Rabu (30/10), IHSG ditutup melemah 0,48 persen atau minus 36,75 poin ke level 7.569. IHSG hari ini (31/10) diprediksi bergerak rebound dalam range 7.500-7.590,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 31 Oktober 2024.

IHSG telah mengalami koreksi dalam enam hari beruntun. Hal tersebut senada dengan outflow investor asing di pasar ekuitas domestik senilai Rp1,43 triliun (30/10), di mana aksi profit taking terjadi pada saham Big Caps dalam momentum rilis laporan keuangan.

Di sisi lain, sejumlah bursa di Asia Tenggara juga mengalami koreksi yang menunjukkan perilaku wait and see pelaku pasar menjelang FOMC The Fed dan Pemilu Amerika Serikat (AS) pekan depan. Kemudian, rupiah kembali terdepresiasi, kurs rupiah JISDOR berada di level Rp15.732 per dolar AS (30/10) dan pelaku pasar menantikan rilis data inflasi dan indeks PMI manufaktur di akhir pekan.

Baca juga: 30 Perusahaan Resmi Bergabung di Bursa Kripto CFX, Simak Daftarnya

Adapun dari mancanegara, Bursa Wall Street kompak melemah sejalan dengan kembali naiknya imbal hasil obligasi AS, dengan rilis awal PDB AS secara tahunan pada kuartal III 24 tercatat 2,8 persen atau turun dibandingkan kuartal sebelumnya dan ekspektasi pasar sebesar 3 persen.

Selain itu, para pelaku pasar akan menanti kebijakan The Fed pada FOMC pada 8 November mendatang, setelah di September 2024 menurunkan suku bunga pertama kali sejak tahun 2020 menjadi 4,75-5 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Indonesia Infrastructure Finance Untung Rp96,8 Miliar di Q3, Ini Kontributor Terbesar

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) membukukan laba bersih sebesar Rp96,8 miliar di kuartal… Read More

1 min ago

Ditopang Sektor Ini, Kredit Bank BJB Tembus Rp121,5 T per September 2024

Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) membukukan penyaluran… Read More

2 hours ago

Belajar dari Kasus Sritex, Apindo Desak Antisipasi Impor Ilegal dan PHK

Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi dampak dari… Read More

2 hours ago

Bank Woori Saudara Raih Pertumbuhan DPK dan Kredit yang Solid di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank Woori Saudara 1906 (BWS) menunjukkan kinerja cukup positif dengan pencapaian pertumbuhan dana… Read More

2 hours ago

Berkat Strategi Ini, Elnusa Raup Laba Rp551 Miliar di September 2024

Jakarta - PT Elnusa Tbk (ELSA), kembali membuktikan kinerja yang solid pada kuartal III 2024… Read More

3 hours ago

Bank Mandiri Salurkan KUR Rp32,2 T ke 293 Ribu UMKM hingga Kuartal III 2024

Jakarta – Bank Mandiri di kuartal III 2024 berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp32,2 triliun… Read More

3 hours ago