Volatilitas Meningkat Menjelang Referendum UK 23 Juni

Volatilitas Meningkat Menjelang Referendum UK 23 Juni

oleh Agung Galih Satwiko

 

PASAR saham global kemarin ditutup turun melanjutkan kekhawatiran mengenai Brexit. Investor memburu safe haven dan menjual saham. Indeks Nikkei Jepang turun 3,5% dan Hang Seng Hongkong turun 2,7%. Di Eropa, DAX Index Jerman turun 1,8% sementara S&P 500 di AS turun 0,8%.

Data penjualan rumah China naik 53,4% dalam lima bulan pertama tahun 2016 dibandingkan lima bulan pertama tahun lalu, dengan total nilai sebesar 3,2 triliun Yuan (USD482,5 miliar). Pemerintah di China harus menghadapi polarisasi pasar perumahan dimana harga rumah di kota besar meningkat signifikan dan memicu overheating, sementara di kota kecil justru over supply.

Hari ini penyedia jasa index yang banyak diacu fund manager global, MSCI, akan mengumumkan apakah kelompok saham blue chip di China (China A-shares) akan masuk ke dalam MSCI emerging market index atau titdak. Masuknya China A-shares ke dalam MSCI emerging market index akan mendorong investor global untuk menyesuaikan portofolionya dengan membeli saham di China. Beragam isu yang dilontarkan MSCI ke otoritas China mulai dari kemudahan repatriasi dana, kemudahan membeli saham, hingga hal teknis seperti mekanisme penghentian perdagangan saham di China telah diakomodasi oleh otoritas China.

CBOE Market Volatility Index (VIX Index) kemarin naik di atas level 20, seiring dengan naiknya ketidakpastian terhadap situasi pasar keuangan global. VIX index kemarin ditutup naik 3,95 poin (23%) hingga level 20,98. Kenaikan VIX index di atas 20 menunjukkan pelaku pasar cenderung mempersepsikan akan tingginya volatilitas pasar keuangan ke depan. Fed fund rate dan referendum UK menjadi faktor utama meningkatnya VIX index. Dampak peningkatan VIX index ialah dilepasnya instrument pasar keuangan yang berisiko dan beralih ke safe haven.

Harga minyak dunia melanjutkan penurunan di tengah menguatnya USD dan meningkatnya ketidakpastian jelang referendum UK. Harga minyak WTI crude untuk pengiriman Juli turun USD0,2 (0,4%) menjadi USD48,9 per barrel. Sementara Brent Crude untuk pengiriman Agustus turun USD0,2 (0,4%) ke level USD50,3 per barrel. Laporan Baker Hughes bahwa jumlah kilang minyak AS yang aktif naik 3 unit menjadi 328 unit turut menekan harga minyak.

Yield UST terus turun seiring sentiment risk aversion di pasar keuangan global. Yield UST 10 tahun turun 2 bps ke level 1,62% level terendah sejak Des 2012. Sementara yield UST 30 tahun turun 2 bps ke level 2,43%. Sementara di Jerman, German bund tenor 10 tahun tetap di level 0,02%.

Pasar SUN Jumat ditutup stabil. Yield SUN tenor 10 tahun turun 1 bps ke level 7,63% (ytd turun 111 bps, akhir tahun lalu 8,74%). IHSG ditutup turun 41 poin (0,8%) ke level 4.807 (ytd 4,7%, akhir tahun sebesar 4.593). Investor asing membukukan net sell sebesar Rp401 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp6,1 triliun. Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup melemah Rp4 menjadi Rp13.298/USD. NDF 1 bulan ditutup melemah Rp16 ke level Rp13.367/USD. CDS 5 tahun naik 8 bps (persepsi risiko naik) ke level 199 bps. CDS Indonesia 5 tahun telah turun 31 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)

 

 

Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK

Related Posts

News Update

Top News