Tiga Strategi BKPM Jaring Investasi di Asia

Tiga Strategi BKPM Jaring Investasi di Asia

Jakarta–Guna menghadapi persaingan ketat investasi di Asia, yang seiring dengan akan booming-nya perekonomian di kawasan tersebut, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menyiapkan tiga strategi utama agar Indonesia bisa bersaing.

Kepala BKPM Franky Sibarani, mengungkapkan, tiga strategi tersebut terdiri dari perbaikan iklim investasi, pendekatan pemasaran secara menyeluruh (end-to-end) dan pemberian insentif investasi untuk menarik minat investasi.

Menurutnya, sejauh ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mendorong perubahan pola pikir dan treatment Pemerintah dalam hal investasi. Oleh sebab itu, tiga strategi yang dilakukan BKPM ini sangatlah penting untuk menarik investasi asing dalam kompetisi global di Asia.

“Di saat pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melemah mendekati 2% pada tahun 2000-an, rata-rata pertumbuhan ekonomi Asia, khususnya Asia Timur terus tumbuh hingga menembus 8%. Asia diperkirakan juga akan berkontribusi sebesar 40% terhadap ekonomi global dalam 15 tahun. Kontribusi tersebut akan meningkat menjadi 50% pada tahun 2050,” ujar Franky dalam keterangangan persnya di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Sedangkan beberapa hal yang telah dilakukan dalam koridor perbaikan iklim investasi, kebijakan terbaru yang dilakukan BKPM adalah meluncurkan izin investasi tiga jam untuk investasi yang mempekerjakan minimal 1.000 TKI dan/atau nilai investasi minimal Rp100 miliar.

Dalam layanan izin investasi tiga jam tersebut, Investor dapat mengurus izin investasi, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan akte pendirian tanah serta ditambah surat booking tanah.

“Ke depan, BKPM juga menyiapkan berbagai layanan investasi seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Nomor Induk Kepabeanan (NIK) untuk dapat masuk dalam layanan investasi tersebut. Hingga kini, BKPM juga terus berkoordinasi dengan 22 kementerian teknis dan melakukan pendelegasian melalui PTSP pusat.Hingga September 2015, tercatat 9.600 izin telah sudah diterbitkan,” tukasnya.

Franky menyampaikan bahwa strategi kedua adalah menjalankan pemasaran dan pelayanan investasi dengan pendekatan yang lebih personal per negara dan end-to-end. “BKPM telah membentuk tim khusus pemasaran untuk masing-masing negara prioritas pemasaran investasi, khususnya di kawasan Asia Timur, Australia, Amerika,
Eropa, dan Timur Tengah,” ucapnya.

Sedangkan langkah ketiga yang dilakukan adalah pemberian insentif dan fasilitas yang lebih menarik. Pada bulan April 2015, Pemerintah menambah jumlah lapangan usaha yang berhak menerima tax allowance dari 129 menjadi 143.

“Sedangkan pada bulan Agustus 2015, Pemerintah memperluas cakupan tax holiday dari lima menjadi sembilan industri pionir dan memperpanjang masa berlaku hingga 20 tahun dan sejak September 2015, Pemerintah telah meluncurkan enam paket kebijakan ekonomi dengan semangat pro-investasi,” ujarnya.

Dengan kontribusi investasi sebesar 32% dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi, maka target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,5%, hal ini tentu menunjukkan optimisme Indonesia.”Bila melihat perlambatan ekonomi global, ditandai dengan angka pertumbuhan yang hanya 2%, sementara Indonesia di level 5% dan negara-negara dikawasan Asia Timur yang mencapai 8% menunjukkan kesiapan Indonesia menghadapi abad Asia,”

Untuk mendukung capaian target pertumbuhan ekonomi tersebut, BKPM belum akan mengubah target realisasi investasi di tahun 2016 sebesar Rp594,8 triliun atau meningkat 14,5% dari target. Hingga triwulan III 2015, nilai realisasi investasi meningkat meningkat 16,7% (year-on-year), menjadi Rp400 triliun. (*) Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News