OJK: Bank Ajukan Revisi RBB Lebih Optimis

OJK: Bank Ajukan Revisi RBB Lebih Optimis

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat, industri perbankan nasional akan mengajukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) di awal Semester II ini lebih optimistis bila dibandingkan dengan RBB yang diajukan perbankan pada awal tahun 2017 ini.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawasan Bidang Perbankan OJK Nelson Tampubolon, di Jakarta, Selasa, 4 Juli 2017. Menurutnya, revisi RBB yang dilakukan bank tidak akan banyak berubah, namun OJK melihat bank lebih optimis.

“Kita tunggu revisi RBB, dugaan saya tidak banyak revisi yang dilakukan. Tapi saya malah melihat RBB lebih tinggi dan optimis. kita harapkan saja begitu,” ujar Nelson.

Dia mengungkapkan, keoptimisan perbankan dalam pengajuan revisi target kinerja yang tertuang dalam RBB tersebut sejalan dengan terus membaiknya permintaan atau demand kredit. Kondisi ini juga seiring dengan adanya pengerjaan proyek-proyek infrastruktur nasional.

“Karena banyak proyek yang mesti didanai. Jadi dari kebutuhan proyek pemerintah cukup besar potensinya, pendanaannya juga cukup banyak. pasar modak juga cukup terbuka bagi bank-bank,” ucap Nelson.

Lebih lanjut dia menambahkan, memasuki Semester II tahun ini, OJK akan fokus pada realisasi penyaluran kredit perbankan yang ditargetkan dapat tumbuh pada kisaran 10-12 persen di 2017. Dirinya meyakini target pertumbuhan tersebut akan terealisasi hingga akhir tahun ini

“Semester kedua konsen kita pertumbuhan kredit saja. Kalau tidak ada gangguan global, pertumbuhan 10-12 persen akan tercapai, jadi tidak perlu dipaksa-paksa banknya,” jelasnya.

Namun demikian, kata dia, pihaknya akan tetap mewaspadai kondisi global yang dikhawatirkan akan berdampak pada perbankan. Terlebih jika Bank Sentral AS (The Fed) kembali menaikkan suku bunga, bukan tidak mungkin Bank Indonesia juga akan ikut meresponnya melalui kebijakan suku bunga acuannya.

“Selama globalnya tidak ada masalah ini tidak berdampak. Dampak kenaikan suku bunga The Fed 1 kali perbankan kita tidak pengaruh apa-apa. Tapi kalau sampai 2 kali lagi kita lihat respon BI apa harus genjot policy ratenya. Kita lihat nanti,” tutup Nelson. (*)

Related Posts

News Update

Top News