Muamalat Bantu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Jembrana

Muamalat Bantu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Jembrana

Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (Bank Muamalat) meresmikan Unit Program Social Trust Fund (STF) untuk membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat. STF dibangun untuk mempermudah akses pemodalan di Banjar Melaya Tengah Kaja, Desa Melaya, Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana, Bali.

Program ini diharapkan dapat mengembangkan usaha mikro yang ada di Jembrana,sehingga produktivitas ekonomi masyarakat dapat tumbuh dengan baik.

Pada saat acara peresmian, Direktur Sumber Daya Manusia Bank Muamalat, Awaldi mengatakan, Unit Program STF sejalan dengan semangat Bank Muamalat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia.

“Melalui program-program seperti inilah Bank Muamalat berharap swadaya lokal dapat terbentuk melalui integrasi potensi dan sumber daya manusia,” jelas Awaldi dalam siaran persnya, Jumat, 20 Oktober 2017.

Awaldi menambahkan, Unit Program STF di Jembrana merupakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) Bank Muamalat hasil kerjasama dengan Dompet Dhuafa.

Program ini merupakan salah satu cara untuk membangun infrastruktur lembaga swadaya masyarakat lokal yang berkesinambungan melalui integrasi potensi sumber daya yang berbasis komunitas, dengan lembaga keuangan mikro syariah.

Program STF sendiri fokus pada pemberdayaan ekonomi mustahik di wilayah bencana, pesisir, pedesaan dan perkotaan khususnya wilayah marjinal.

Dalam jangka panjang, Bank Muamalat & Dompet Dhuafa menargetkan bisa menberdayakan 50 hingga 100 kepala keluarga pada tahun pertama pelaksanaan Unit Program STF di Jembrana.

Dana sebesar Rp201,23 juta yang dialokasikan untuk program tersebut ditargetkan bisa terus bergulir yang digunakan untuk mengembangkan usaha mikro.

Desa Melaya dipilih sebagai lokasi kegiatan program karena sesuai dengan sasaran program. Di daerah ini banyak keluarga pra-sejahtera yang sebagian besar bekerja di sektor informal seperti petani penggarap, nelayan, pedagang kaki lima, buruh, dan sebagainya.

Sebagian besar masyarakat Desa Melaya belum banyak berinteraksi dengan lembaga keuangan atau bahkan sulit mengakses lembaga pembiayaan konvensional yang ada.(*)

Related Posts

News Update

Top News