Ekspor RI Anjlok 10,03% Ini Pemicunya

Ekspor RI Anjlok 10,03% Ini Pemicunya

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Februari 2019 mencapai US$12,53 miliar atau mengalami penurunan sebesar 10,03 persen dibanding ekspor Januari 2019. Demikian juga dibanding Februari 2018 menurun 11,33 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor di Februari 2019 ini terjadi karena adanya penurunan ekspor non migas. Dimana ekspor nonmigas Februari 2019 mencapai US$11,44 miliar, turun 9,85 persen dibanding Januari 2019. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Februari 2018, turun 10,19 persen.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2019 mencapai US$26,46 miliar atau menurun 7,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$24,14 miliar atau menurun 7,07 persen,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 15 Maret 2019.

Lebih lanjut Suhariyanto menambahkan, penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2019 terhadap Januari 2019 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$282,1 juta (14,54 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$227,5 juta (53,03 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari– Februari 2019 turun 5,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 13,33 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik 4,65 persen.

Ekspor nonmigas Februari 2019 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$1,54 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,27 miliar dan Jepang US$1,03 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,59 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,11 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$4,90 miliar (18,51 persen), diikuti Jawa Timur US$3,01 miliar (11,38 persen) dan Kalimantan Timur US$2,67 miliar (10,08 persen). (*)

Related Posts

News Update

Top News