Ekonom: Imbas Deflasi, Suku Bunga Masih Berpotensi Turun

Ekonom: Imbas Deflasi, Suku Bunga Masih Berpotensi Turun

Jakarta — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memproyeksikan Bank Indonesia (BI) berpotensi menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,25 persen setelah tekanan terhadap rupiah cenderung menurun dan inflasi bulan Agutus justru mencatat deflasi sebesar 0,07 persen.

Hal tersebut juga mengingat selama hampir 9 bulan lebih Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di angka 4,75 persen, namun bulan Agustus lalu BI mengkoreksinya sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Di mana penurunan suku bunga acuan ini ternyata masih belum efektif menurunkan suku bunga riil perbankan.

“Bank Indonesia juga diprediksi ingin melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter lebih jauh agar suku bunga kredit turun, meskipun transmisi kebijakan baru terasa di awal 2018,” jelas Bhima saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 21 September 2017.

Bhima juga menilai, fundamental ekonomi saat ini juga cukup bagus, dimana cadangan devisa menyentuh rekor USD128,8 miliar di bulan Agustus. Selain itu surplus neraca perdagangan juga meningkat hingga USD1,72 miliar menandakan laju ekspor lebih baik dari tahun sebelumnya.

Meskipun akan turun tapi Bhima mengatakan, dampak transmisi penurunan suku bunga ke kredit baru dirasakan awal 2018.

“Ada permasalah struktural yang dihadapi bank salah satunya Net Interest Margin masih gemuk rata-rata 5,3 persen. Kemudian dari sisi permintaan risiko dunia usaha cukup besar. Non-performing loan (NPL) yang di atas 3 persen juga membuat Bank lebih menahan diri untuk ekspansi kredit tahun ini,” tambah Bhima.

Sebagai informasi, BI pada hari ini akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang telah berlangsung selama dua hari yakni tanggal 20 dan 22 September 2017. Di mana pada hari ini BI akan memutuskan mengenai kebijakan moneter (BI 7-day Repo Rate) dan juga makroprudensial. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News