Data Ketenagakerjaan AS Solid

Data Ketenagakerjaan AS Solid

oleh Agung Galih Satwiko

PASAR saham global hari jumat umumnya ditutup mixed. Di Asia, Indeks Nikkei ditutup melemah 3,6% karena investor mengkhawatirkan kebijakan ekonomi Abe kehilangan momentum setelah sentimen bisnis perusahaan besar di Jepang turun. Sementara Hang Seng Hongkong turun 1,30% dan Shanghai Composite menguat tipis 0,2%. Di Eropa, rendahnya sentimen bisnis Jepang membuat bursa saham Eropa turut melemah. FTSE 100 Inggris turun 0,5% dan DAX Jerman turun 1,7%. Di AS, solidnya data ketenagakerjaan AS membuat bursa saham AS positif. DJIA naik 0,6% dan S&P 500 naik 0,6%. Pagi ini pasar Asia dibuka menguat, indeks Nikkei naik 0,23% (08.00 WIB).

Hasil survei sentimen bisnis triwulanan Bank of Japan (Bank of Japan Tankan Survey) yang dirilis Jumat menunjukkan sentimen pelaku bisnis utama pada Q1 2016 turun menjadi 6% dari 12% pada Q4 2015. Angka ini merupakan selisih antara persentase responden yang menyatakan kondisi bisnis menjanjikan (favorable) dikurangi persentase responden yang menyatakan kondisi bisnis tindak menjanjikan. Angka ini adalah yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Kuatnya nilai tukar Yen turut berpengaruh pada hasil survei. Yen diharapkan melemah hingga rata-rata 117,46 yen per USD dibandingkan saat ini yang berada di level 112 yen per USD, demikian tambahan informasi dari hasil survei tersebut.

Sementara itu data official manufacturing purchasing managers index (PMI) China bulan Maret naik ke 50,2 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 49,0. Hal ini menandai pertama kalinya indeks ini melampaui 50 dalam 8 bulan terakhir, batas antara kontraksi (di bawah 50) dan ekspansi (di atas 50). Data tersebut juga menunjukkan bahwa kebijakan baik oleh Pemerintah maupun bank sentral China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan hasil.

Masih dari China, obligasi pemerintah daerah yang diterbitkan tahun 2015 lalu mencapai 3,8 triliun renminbi (USD590 miliar). Jumlah ini kurang lebih sepertiga dari pasar obligasi di China. Sebagian besar penerbitan obligasi Pemda merupakan konversi (debt swap/refinancing) dari utang Local Government Financing Vehicle (LGFV) yang dibentuk sebelum tahun 2015 yang rata-rata memiliki bunga lebih tinggi. Sebagaimana diketahui, sebelum 2015, Pemda di China hanya dapat menerbitkan obligasi/utang melalui LGFV, tidak dapat menerbitkan obligasi pemda secara langsung.

Dari Korea, data ekspor Korea bulan Maret turun ke-15 kalinya berturut-turut akibat turunnya permintaan global. Ekspor turun 8,2% year-on-year pada bulan Maret menjadi USD42,98 miliar. Angka ini lebih kecil dari penurunan yang diperkirakan pelaku pasar yaitu turun 9,9%. Impor turun 13,8% yoy menjadi USD33,16 miliar, sehingga terdapat trade surplus sebesar USD9,82 miliar.

Data non-farm payroll AS (tambahan penduduk yang memperoleh pekerjaan) naik menjadi 215.000 di bulan Maret melampaui estimasi pelaku pasar yaitu sebesar 205.000 pekerja tambahan. Sementara itu data tingkat pengangguran naik tipis dari 4,9% ke 5% yang terutama disebabkan oleh banyaknya penduduk AS yang bergabung mencari pekerjaan. Tingkat partisipasi penduduk AS yang mencari pekerjaan mencapai 63% tertinggi dalam dua tahun terakhir, menunjukkan optimisme calon pekerja untuk memperoleh pekerjaan. Sementara itu gaji pekerja naik 0,3% di bulan Maret menjadi rata-rata USD25,43 per jam. Kenaikan gaji pekerja merupakan indikasi dari potensi kenaikan inflasi.

Masih dari AS, data Institute of Supply Management (ISM) manufacturing index bulan Maret naik menjadi 51,8% dibandingkan bulan Februari yang tercatat sebesar 49,5%. Data ini terhitung pertama kalinya sector manufaktur AS berekspansi dalam 6 bulan terakhir. Keseluruhan data ketenagakerjaan di AS yang solid dan meningkatnya data manufaktur menunjukkan bahwa ekonomi AS dalam kondisi yang cukup kuat, sehingga meningkatkan probabilitas kenaikan Fed Fund rate pada bulan Juni mendatang. Probabilita kenaikan Fed Fund rate pada bulan Juni meningkat dari 20% pada hari Kamis menjadi 24% pada penutupan hari Jumat.

Pasca rangkaian data ekonomi AS pada hari Jumat, Presiden Federal Reserve Bank Cleveland Loretta Mester (voting member) menyampaikan bahwa jika tingkat bunga tidak segera dinaikkan akan menimbulkan risiko terhadap ekonomi karena tingkat bunga harus dinaikkan secara lebih agresif di kemudian hari. Semakin lama Fed Fund rate tidak dinaikkan juga akan menimbulkan naiknya volatilitas pasar keuangan global.

Harga minyak dunia ditutup turun setelah pejabat Arab Saudi, Mohammad bin Salman (deputy crown prince) menyatakan bahwa Arab Saudi akan menyepakati pembekuan kuota produksi minyak hanya jika Iran dan negara produsen minyak utama lainnya sepakat untuk membekukan produksi. Hal ini menjadi berita negatif karena Iran selama ini konsisten dengan kebijakannya untuk tidak membekukan kuota produksi, dalam upayanya menjadi pengekspor minyak dengan kapasitas produksi yang mendekati posisi sebelum pengenaan sanksi. WTI crude Nymex untuk pengiriman Mei turun USD1,55 (4%) ke level USD36,79 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Juni turun USD1,66 (4,1%) ke level USD38,67 per barrel.

Yield US Treasury bonds (UST) jangka menengah panjang relatif tidak bergerak meskipun data ekonomi AS cukup solid. Yield UST 10 year tetap di level 1,79%. Sejak awal tahun ini, yield UST 10 year telah turun 48 bps (akhir tahun lalu 2,27%). Sementara itu yield UST 30 tahun juga tidak bergerak di level 2,60%.

Pasar SUN ditutup menguat, yield SUN tenor 10 tahun turun 16 bps ke level 7,80% (data IBPA). Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 94 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. IHSG ditutup relatif tidak bergerak di level 4.843. Investor asing membukukan net buy sebesar Rp0,5 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp4,1 triliun. Year to date IHSG membukukan peningkatan indeks sebesar 5,4% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat Rp72 ke level Rp13.167 per Dolar AS. (*)

Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK

Related Posts

News Update

Top News