BI : Rupiah Akan Membaik

BI : Rupiah Akan Membaik

Fluktuasi nilai tukar diharap mereda akhir tahun. Ria Martati.

Jakarta– Asumsi makro Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) yang mematok Rupiah di level Rp13.400/USD dinilai wajar oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara. Pasalnya, gejolak nilai tukar Rupiah diharapkan membaik setelah ada kepastian kenaikan suku bunga AS.

“Asumsi budget Rp13.400 menurut saya hal yang realistis ya karena ini gejolak mata uang dollar ini pada waktu nanti Amerika sudah menaikkan suku bunganya bisa September bisa desember gejolak nilai tukar ini harusnya sih mereda,” kata Mirza di Jakarta Jumat 14 Agustus 2014.

Menurut dia nilai tukar Rupiah saat ini undervalue, karena fundamental ekonominya membaik. Ditunjukkan oleh beberapa indikator seperti defisit transaksi berjalan di kuartal II  yang bisa di bawah 2,3% ke GDP. Seperti diketahui, defisit Transaksi Berjalan triwulan II tercatat USD4,477 miliar atau 2,1% dari PDB, menyempit dibanding triwulan II 2014 USD9,58 miliar atau 4,3% terhadap PDB.

Sementara inflasi, juga tercatat membaik. Di akhir tahun inflasi diperkirakan di bawah 4,5%. Sementara akhir tahun ini setelah ada kepastian kenaikan suku bunga AS, pada September atau Desember, gejolak di pasar uang juga diperkirakan mereda. Sedangkan stimulus moneter yang dilakukan Tiongkok di 2016 nanti diharapkan berdampak positif bagi Indonesia.

Seperti diketahui, Pemerintah telah mengajukan asumsi makro RAPBN 2015. Dalam asumsi makro RAPBN 2015, pertumbuhan ekonomi dipatok 5,5%, Inflasi 4,7%, Nilai tukar rupiah Rp 13.400 per dollar AS. Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 5,5%, harga minyak mentah Indonesia (ICP)  60 dollar AS per barrel, produksi minyak mentah  830.000 barrel per hari, produksi gas bumi 1.155 juta barrel setara minyak per hari.

Related Posts

News Update

Top News