BI Dukung Program Ekonomi Kerakyatan Lewat Basis Digital

BI Dukung Program Ekonomi Kerakyatan Lewat Basis Digital

Brebes–Melalui program pengendalian inflasi “Sinergi Hulu Hilir Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital” Bank Indonesia (BI) ikut mendukung Program Ekonomi Kerakyatan yang diluncurkan oleh Pemerintah.

Program Sinergi Hulu Hilir Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital khususnya kepada Kelompok Tani Bawang Merah tersebut menjadi tema BI dalam kegiatan “Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat” yang diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menjelaskan, program Ekonomi Kerakyatan ini merupakan kolaborasi antara BI, Kementerian Koordinator Perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Negara dan Kementeriaan terkait lainnya.

Dalam kegiatan “Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat” tersebut, kata dia, pihaknya menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai wujud informasi atas peran dan pelaksanaan tugas Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi.

Pertama, Peluncuran SIHATI (Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi) yaitu aplikasi berbasis android untuk memantau pergerakan harga dan produksi komoditas. Kedua, Peresmian Training Center Budidaya bawang di Kab, Brebes.

Menurutnya, pembangunan training center bawang merah bertujuan untuk lebih meningkatkan pengembangan bawang merah oleh petani agar memenuhi standar industri, mulai dari produksi sampai dengan panen dan paska panen.

“Keberadaan training center membuka peluang seluasnya kepada stakeholders dari seluruh penjuru tanah air untuk dapat mempelajari budidaya bawang merah dengan dukungan teknologi terkini,” ujar Tirta, di Brebes, Senin, 11 April 2016.

Lalu yang ketiga, perluasan akses keuangan melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) dan Pengenalan transaksi elektronika kepada petani.

Keempat, Penyerahan bantuan benih bawang putih local sebanyak 11 ton kepada kelompok tani binaan Bank Indonesia. Kelima bentuk dukungan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan tugas Bank Indonesia untuk mengendalikan infkasi melalui pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

“Pengembangan UMKM yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia selain bertujuan untuk mengendalikan inflasi, juga bertujuan untuk menyejahterakan petani dan menjaga stabilitas harga komoditas,” tukasnya.

Sementara itu ada empat strategi pengembangan UMKM yang dilakukan oleh BI yaitu, peningkatan akses keuangan UMKM, Peningkatan kapabilitas UMKM, Diseminasi Informasi serta Kerjasama dan Koordinasi.

Hingga saat ini, BI telah memiliki 130 Kelompok Tani yang berkaitan dengan pengendalian inflasi di seluruh Indonesia. Khusus di Kabupaten Brebes, komoditas yang dikembangkan adalah bawang merah dengan dasar pertimbangan sebagai sentra bawang merah, fluktuasi harga bawang merah masih tinggi  serta budidaya bawang merah yang dilakukan oleh petani belum efisien sehigga biaya produksi (Break Even Point/BEP) bawang merah melambung tinggi dan produknya belum mampu bersaing di pasar global.

Untuk menangulangi permasalahan tersebut, BI bekerjasama dengan pemerintah daerah dan kementerian dan lembaga terkait membina Kelompok Tani di Brebes melalui program Sinergi Hulu Hilir Berbasis Digital tersebut.

“Ke depannya program Sinergi Hulu Hilir Berbasis Digital bawang merah ini akan direplikasi ke dalam komoditas lainnya, sehingga manfaat dari pengembangan UMKM oleh BI dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat dan mampu mendukung pengendalian inflasi serta kestabilan harga komoditas,” tutupnya. (*)

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News