Bank DKI Perbesar Rasio Pencadangan

Bank DKI Perbesar Rasio Pencadangan

Jakarta–PT Bank DKI (Bank DKI) terus menyisihkan pendapatannya untuk memperbesar rasio pencadangannya.

Selain karena Non Performing Loan (NPL) yang masih di atas 5%, Bank DKI juga mengejar rasio pencadangan (coverage ratio) 100% pada 2018. Tahun ini, rasio pencadangan ditargetkan mencapai 70-72%.

“Sekarang kita sudah 50%, di akhir 2018 kalau tidak salah ada aturan harus 100%. Makanya kita punya roadmap untuk mengejar itu,” kata Kresno Sediarsi, Direktur Utama Bank DKI di Jakarta, Senin, 11 April 2016.

Meski mengejar penyisihan pencadangan yang besar, Bank DKI tetap berharap dapat menumbuhkan laba hampir tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Tahun ini Perseroan menargetkan laba Rp600 miliar, jauh kebih tinggi dibanding tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp231,80 miliar. Dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp468,16 miliar, laba Bank DKI tercatat mengalami penurunan.

Penurunan laba tahun lalu itu juga terutama disebabkan oleh tingginya pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang mencapai Rp734,60 miliar, sebagai imbas dari peningkatan rasio Non Performing Loan (NPL) selama tahun 2015.

Sementara tahun ini Kresno optimistis peningkatan profitabilitas masih bisa diraih. Terutama jika melihat pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan net interest income (NII) yang masih tumbuh 14% tahun lalu.

“Harapannya tahun ini NII juga tumbuh sama 14%, tahun kemarin kan Rp2,2 triliun, jadi produktifitas masih optimis. Memang yang berat itu kita harus bentuk cadangan, tahun lalu saja Rp734 miliar,” kata Kresno. Selain meningkatkan produktifitas, Perseroan juga akan menekan NPL dengan menggiatkan lelang.

“Jadi kalau jaminannya memenuhi kita lelang saja, soalnya kalau enggak gitu butuh effort panjang, yang sudah kolektabilitas 5 dan jaminannya memenuhi kita lelang, kalau masih kolektabilitas 2 itu kita restrukturisasi,” tambah Kresno. (*)

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News