Aplikasi Virtual Account Management

Aplikasi Virtual Account Management

oleh Sandford Jonathan

 

RINGKASAN konsep virtual account management (VAM) sudah disampaikan pada tulisan edisi yang lalu. Manfaat VAM yang awalnya hanya untuk menunjang nasabah korporasi, terus berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan era digital banking untuk menunjang produk-produk perbankan digital. VAM juga dimanfaatkan untuk mengelola berbagai kebutuhan internal bank. Beberapa aplikasi yang memanfaatkan fasilitas VAM akan dibahas di dalam tulisan ini.

Sebelum pembahasan lebih lanjut, modul VAM umumnya merupakan modul independen namun terhubung secara realtime online dengan core banking system. VAM yang digunakan untuk mengelola transaksi retail dalam volume besar tentunya akan mengurangi beban transaksi di core banking system karena hanya rekap konsolidasi transaksi yang dicatat di core banking system.

Konsep VAM yang awalnya dikelola oleh bank untuk kepentingan nasabah, saat ini sudah berubah menjadi fasilitas VAM yang dikelola oleh nasabah sendiri. Nasabah bisa membuat struktur Virtual Account (VA), mengelola user VA, dan mengelola wewenang serta akses user VA. Fleksibilitas konsep VAM bahkan memungkinkan pengelompokan rekening VA menginduk ke nomor ledger untuk keperluan internal bank dalam melakukan berbagai analisis keuangan. Modul VAM dengan konsep tersebut seperti produk dari PT Teradata Megah, Bandung.

VAM diperlukan oleh nasabah korporasi untuk menunjang supply chain management dalam rangka liquidity management, terutama yang melibatkan jumlah pelanggan yang sangat besar. Masing-masing pelanggan memiliki nomor VA tersendiri untuk memudahkan monitoring transaksi. Tanpa ditunjang oleh fasilitas VAM yang terhubung secara online, korporasi akan sulit melakukan rekonsiliasi.

Perkembangan fasilitas VAM saat ini memungkinkan pengelompokan pelanggan berdasarkan kriteria tertentu sehingga membentuk suatu hierarki untuk memudahkan korporasi melakukan berbagai analisis.

Sebagian produk perbankan digital dan industri keuangan nonbank memerlukan modul VAM sebagai komponen inti untuk menunjang transaksi keuangan digital. Modul VAM mencatat seluruh transaksi secara lengkap, realtime online, dan siap diakses oleh nasabah VA setiap saat melalui berbagai delivery channel. Contoh yang sangat populer saat ini, misalnya pengelolaan uang elektronik atau uang digital melalui media kartu, dompet digital berbasis aplikasi, dan industri fintech.

Fasilitas VAM bank besar dengan berbagai delivery channels bisa melakukan kolaborasi saling menguntungkan dengan industri keuangan lainnya yang memiliki jaringan layanan terbatas, misalnya jaringan layanan bank perkreditan rakyat (BPR). Bank besar menyediakan fasilitas VAM untuk dikelola BPR sendiri.

Nomor rekening nasabah BPR umumnya menjadi komponen dari nomor rekening VA. Nasabah BPR bisa leluasa melakukan transaksi ke rekening VA setiap saat, misalnya untuk keperluan transfer dana. Interkoneksi secara online antara modul VAM dan core banking BPR diperlukan untuk sinkronisasi transaksi.

Fasilitas VAM juga dapat dimanfaatkan untuk kerja sama dengan koperasi atau multifinance dalam menyalurkan kredit channeling. Setiap debitur diberikan nomor rekening VA tersendiri untuk mencatat setiap transaksi. Modul aplikasi kredit chanelling mengelola transaksi di VA untuk diproporsionalkan dan didistribusikan ke rekening VA tertentu maupun rekening di core banking.

Terakhir, fleksibilitas VAM memberikan solusi kepada perbankan nasional untuk mengelola berbagai rekening yang bersifat sementara, memiliki tujuan khusus dan jenis transaksi yang dibatasi. Misalnya rekening bantuan operasional sekolah, bedah rumah, dan keperluan subsidi. Penggunaan rekening tabungan untuk keperluan tersebut selain tidak tepat, tidak efisien, pemborosan nomor rekening, juga memerlukan proses KYC terhadap pemilik rekening. (*)

 

Penulis adalah founder of PT Teradata Megah, Bandung

Related Posts

News Update

Top News